Sabtu, 17 Agustus 2013

RENUNGAN DI HARI KEMERDEKAAN

Sudah 68 tahun Indonesia merdeka.Tetapi banyak kisah sedih dan kisah bahagia dari beberapa orang teman saya.Dimulai dari cerita dua orang teman saya yang mungkin sudah dibilang merdeka secara ekonomi.Dara,teman sebangku di kelas 3 SMA adalah Sarjana Akuntansi lulusan sebuah universitas swasta yang cukup terkenal.Dara bekerja sebagai Akuntan di sebuah bank milik pemerintah.Di usianya yang baru 35 tahun,Dara sudah menjabat sebagai manajer keuangan.Dara juga sudah mampu membuat sebuah rumah yang juga dijadikan tempat kos.Rumah berlantai 4 yang terletak di bilangan Jl Tosari Jakarta Pusat tersebut mempunyai 30 buah kamar kos.Biaya kos bervariasi antara 1 juta sampai 3 juta perbulan.Dara mempunyai seorang suami,dua orang anak,satu orang adik yang masih kuliah dan seorang ibu.Ayah Dara sudah meninggal.Suaminya juga bekerja sebgai manajer marketing di salah satu perusahaan jasa penjualan rumah dan apartemen.Kehidupan Dara sudah bisa dikatakan mapan.Teman saya yang satu lagi yang ternyata bekerja di di bank yang sama dengan Dara.Sebut saja namanya Kania.Kania dan saya adalah teman kuliah di Fakultas Hukum.Setelah lulus dari Fakultas Hukum,Kania meneruskan kuliahnya ke jenjang Magister Kenotariatan Universitas Indonesia.Setelah lulus,Kania tidak bekerja sebagai notaris.Kania memilih bekerja sebagai legal Staf di Bank pemerintah.Sekarang di usianya yang 35 tahun ,Kania sudah menjabat sebagai Legal Manajer di bank tersebut.Suami Kania adalah seorang hakim.Karena hakim tugasnya berpindah-pindah,Kania dan dua orang anknya memilih tinggal di Jakarta.Suami Kania terakhir bertugas sebagai Hakim di Aceh.Kania sudah bisa membangun sebuah rumah 2 lantai dengan 6 buah kamar kos di daerah Jalan Mampang Prapatan,Jakarta.Di Medan,kania juga memiliki 15 buah rumah kontrakan.5 diantaranya terletak di dekat sebuah kampus swasta terbesar di Medan.Kedua orang teman saya tersebut sudah bisa dikatakan merdeka secara ekonomi.

Sedangkan kisah sedih datang dari sahabat saya,Maya.Maya putus kuliah di semester 3 dari sebuah fakultas psikologi.Di usianya yang sudah menginjak 39 tahun,Maya masih tinggal bersama kedua orangtuanya.Maya hanya bekerja sebagai petugas sensus.Sensus yang hanya dilaksanakan 3 tahu sekali.Sehari-hari Maya masih menganggur.Maya menderita rabun jauh.Kacamata yang digunakan Maya sudah sangat tebal.Berbagai kesulitan hidup sudah pernah dialami oleh Maya.Maya boleh dikatakan belum merdeka secara ekonomi.

Di kampus tempat saya mengajar,juga banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi.Mereka memilih kuliah di kampus tempat saya mengajar karena kampus tidak mengenakan uang gedung dan uang ujian.Biaya kuliah di kampus saya hanya 2 juta rupiah satu semesternya.tidak ada biaya lain-lainnya.Banyak mahasiswa dari golongan ekonomi lemah yang kuliah di sana.Mahasiswa memilih kuliah di kampus saya karena orangtuanya tidak sanggup membayar uang kuliah di PTS besar atau bahkan di PTN.

Para mahasiswa saya mungkin masih beruntung bisa merasakan kuliah.Masih banyak di luar sana ratusan ribu lulusan SMA yang tidak bisa kuliah.Mereka belum bisa merasakan kemerdekaan untuk sekolah.Jangankan membayar uang kuliah,untuk makan pun kadang kesulitan.Betapa mirisnya melihat kenyataan tersebut.Entah sampai kapan mereka yang tidak sekolah dan tidak bisa kuliah bisa merasakan kemerdekaan .Semoga suatu hari pendidikan murah bisa menjadi kenyataan karena pendidikan diperlukan untuk masa depan.

Sumber: http://lifestyle.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar