Rabu, 01 Januari 2014

Liputan Khusus Gaji Istri Vs Suami :: Tips Selamatkan Pernikahan yang Retak karena Gaji Istri Lebih Besar

Dok. Thinkstock
Pendapatan istri yang lebih besar dari suami bisa menjadi masalah ketika salah satu pihak memiliki ego yang tidak mau dikompromikan. Ketika gaji istri yang lebih tinggi ini akhirnya menyebabkan pertengkaran, bisakah rumah tangga diselamatkan?

Konselor pernikahan Indra Noveldy memiliki dua saran untuk pasangan yang memiliki masalah karena perbedaan kondisi keuangan ini. Pertama dia akan memberikan saran untuk pihak istri. Dia meminta pada wanita tersebut untuk belajar menghargai pasangannya. Kenapa belajar menghargai?

Seorang wanita yang sudah sukses secara finansial dan suaminya cenderung minder bisa merasa superior. "Ketika istri merasa kenapa harus dengerin suami karena yang mencari uang mereka dan penghasilan suami hanya bisa cukup untuk biaya sehari-hari, ini bisa menjadi masalah. Sikap seperti ini bisa membuat pasangan seperti di neraka," ujar Indra saat diwawancara wolipop di Bintaro Plaza, Banten, Tangerang, belum lama ini.

Diakui Indra, belajar untuk menghargai suami ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika suami tidak bisa bersikap dewasa. "Saat suami kurang dewasa dan istri bersikap keras, ego istrinya tinggi karena punya posisi di pekerjaan dan penghasilan lebih besar, pernikahan itu babak-belur pasti," ucapnya.

Di sinilah Indra juga akan menyarankan pada para suami untuk bersikap dewasa dan meningkatkan kepercayaan diri. Yang selama ini terjadi pada para suami yang pendapatan istrinya bergaji lebih tinggi adalah mereka jadi merasa minder dan kalah. Bagaimana cara menambah kepercayaan diri ini, apakah dengan meningkatkan penghasilan?

"Bisa iya, bisa tidak. Yang penting apakah suami sudah melakukan yang terbaik untuk menghidupi keluarganya. Kalau sudah melakukan yang terbaik dia akan percaya diri," jawab pendiri situs 'Sekolah Pernikahan' itu.

Psikolog Ayoe Sutomo, M.Psi. menambahkan, cara lain untuk mengatasi masalah karena kesenjangan penghasilan ini adalah dengan berkomunikasi. Saat melakukan komunikasi ini, kedua belah pihak harus berada dalam keadaan tenang dan tidak ada pihak yang merasa lebih superior.

Saat berkomunikasi ini, istri sebaiknya memberikan pemahaman bahwa yang dilakukannya adalah untuk memberikan kontribusi terhadap rumah tangga. Tegaskan bahwa apa yang dilakoninya itu bukan untuk tidak menghormati atau merasa lebih hebat dari suami.

"Diberikan pemahaman. Tapi bukan hanya pemahaman saja, tapi bagaimana mendiskusikannya. Didukung juga dengan sikap istri yang konsisten terhadap apapun yang sudah dia katakan," ucap psikolog lulusan Universitas Tarumanegara itu saat ditemui di kediamannya di Duren Sawit, Jakarta Timur belum lama ini.

Sumber: wolipop.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar