Minggu, 19 Mei 2013

Menemani Makan Malam Tarifku 2 Juta, Sarapan Bareng Malah Bisa Gratis

“Tolong berikan pada gadis manis itu..”Kata Afat pada seorang penjaga toilet wanita dengan memberi kartu namanya. Si gadis berambut panjang memikat hatinya ketika berpapasan di lorong toilet mall.

“Bapak memberi nomor HP pada saya, ada yang bisa dibantu?”Tanya Marani via SMS.

Wah, menghubungi juga. Berarti nih cewek sudah ngerti, pikir Afat senang. Lalu dia memuji kecantikan Marani dan rambut hitamnya yang indah serta berbagai pertanyaan mengakrabkan diri lainnya. Sampai akhirnya dia menanyakan kata-kata ‘kunci’ itu.

“Merani mau kapan-kapan ketemu?”

“Wah, om Afat mau kasih saya apa?”

“Kamu maunya berapa?”

“Kalau menemani makan malam ‘tarifku’ 2 juta,om.”Jawabnya lugas di telepon.

“Kalau lebih dari makan malam?”Tanya Afat dengan suara bergetar exciting.

“Sepuluh juta om. Sanggup?”

“Sanggup.”

Dan hari itu mereka bertemu di sebuah hotel berbintang di tengah kota dan naik ke lantai 17.

“Temani aku sampai pagi,ya……”Kata Afat.

“Tidak bisa,om. Sepuluh juta itu cuma beberapa jam menemani om. Saya langsung pulang. Saya jarang mau menemani sampai pagi.”Kata Marani dengan senyum genitnya.

“Berapa yang harus saya kasih kalau mau sampai pagi?”Tanya Afat penasaran.

“Om,kalau kita cocok. Lalu om dan Marani sudah ‘lengket’ dan pakai hati, pasti om saya temani sampai sarapan pagi. Bukan cuma satu hari, tetapi ditemani sarapan pagi tiap hari. Dan itu tarifnya GRATIS!”Katanya serius.

Afat terpukau. Gadis ini punya tarif kalau mau tubuhnya, tetapi akan gratis kalau bisa mendapatkan hatinya. Sanggupkah dia menaklukkan hatinya?

“Aku ingin memenangkan hatimu…”Bisik Afat merayu saat mereka selesai bercumbu.

“Bisa. Asal om berhenti bagi-bagikan kartu nama setiap ketemu cewek cantik dan lebih memilih Marani di setiap makan malam om.”Katanya.

“Sampai berapa lama?”

Si gadis hanya tersenyum misterius.

Karena untuk mahluk semata keranjang Afat, membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk menaklukkan hati wanita. Karena dia sudah terbiasa dengan waktu singkat membeli tubuh mereka.

Sumber:  http://fiksi.kompasiana.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar