Rabu, 24 Juli 2013

7 Syarat Agar Doa Dikabulkan

Agar doa dapat dikabulkan, haruslah kita menjalankan tata cara dalam berdoa dengan benar. Cara kerja efek doa ini semacam kode etik yang harus dijadikan aturan dan ukuran dikabulkan atau tidaknya sebuah doa. Diantaranya ada 7 Syarat Agar Doa dikabulkan.
 
Pertama adalah Husnuzhzhan (berbaik sangka) berdoa dengan penuh keyakinan dan kekhusyukan. Pada dasarnya berdoa memang harus penuh dengan keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan, seperti dalam hadist Qudsi "Aku bergantung pada prasangka hambaku, dan aku akan selalu menyertai jika ia berdoa kepadaku". [HR Al-Bukhari dan Muslim].

Dan Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa, Berdoalah kalian kepada Allah Swt. Dalam keadaan yakin akan dikabulkan. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai lagi tertutup” [HR Al-Tirmidzi].

Kedua adalah berdoa dengan penuh kerendahan diri, kelembutan, tidak melampaui batas, disertai dengan perasaan takut dan penuh dengan rasa harapan. Allah Swt pernah berfirman, “Berdoalah kepada tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Seseungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut dan penuh harapan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS Al-A’râf [7]: 55-56).

Dan Rasulullah Saw pernah bersabda, “Wahai orang-orang! Kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak sedang berdoa kepda yang tuli dan yang tiada. Sesungguhnya kalian berdoa kepada zat yang maha mendengar lagi maha melihat” [HR Al-Nasa’i].

Ketiga adalah berdoa yang tidak dilakukan ketika mendapatkan kesusahan saja. Kesadaran berdoa akan mudah terlaksana dengan khusyuk ketika kita sedang menghadapi kesusahan, kekurangan dan terimpit masalah. Padahal Rasulullah Saw berkata “Barang siapa sering dikabulkan doanya pada saat sulit dan susah, perbanyaklah berdoa disaat senggang”. [HR Al-Tirmidzi].

Bahhkan Allah Awt sangat mengecam orang-orang yang hanya berdoa ketika sedang mengalami kesulitan saja namun setelah kesulitan itu hilang dia seakan melupakannya, Allah Swt berfirman “Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi ketika kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali ke jalan yang sesat, seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah di jadikan idah bagi ora g-orang yang telah melampaui batas apa yang mereka kerjakan” (QS Yûnus [10]: 12).

Keempat adalah berdoa dengan tidak disertai dengan menyekutukan Allah. Allah Swt tidak akan menerima dari orang yang menyekutukannya, meminta kepada selainnya dan mengharapkan kekuatan lain selain Allah yang dapat mengabulkan permohonannya. Allah Swt berfirman “Dan jangan pula engkau sembah tuhan lain selain Allah. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenangnya, dan hanya kepadanya kamu dikembalikan”. (QS Al-Qashash [28]: 88).

Kelima adalah berdoa tidak meminta disegerakan atau memaksakan kehendak untuk dijabah, tidak berdoa untuk perbuatan dosa, dan tidak memutuskan silaturahim. Karena Rasulullah Saw pernah bersabda “Suatu kepastian dikabulkannya doa seorang hamba selama ia tidak berdoa untuk dosa, memutuskan silaturahim, dan selama ia meminta tidak disegerakan (Isti’jal). Ditanyakan kepada beliau, apa itu isti’jal?” Beliau menjawab, “Ia mengatakan, sungguh aku telah berdoa, tapi aku tidak melihat Allah mengabulkannya. Dalam keadaan seperti itu, ia merasa diabaikan, lalu meninggalkan doa tersebut” (HR Muslim).

Keenam Adalah dengan mnjauhi makanan haram agar doa terkabul, agar doa dikabulkan kita harus menjaga perut kita dari makanan dan minuman yang haram, baik dari cara mendapatkannya maupun makannanya itu sendiri mengandung dari zat yang haram. Firman Allah “Wahai Rasul! Makanlah yang baik-baik serta kerjakanlah amalan saleh. Sesungguhnya aku maha mengetahui apa yang kalian perbuat”.

Dan Ketujuh Doa harus memberikan pengaruh dan mamfaat bagi kehidupan. Allah Swt berfirman “tahukah kamu orang yang mnedustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan yang miskin. Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya, yang berbuat ria, dan enggan memberikan bantuan” (QS Al-Mâ’ûn [107]: 1-7).



Sumber: http://www.the-lovestory.com
 
 
 
 
 
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar