Minggu, 26 Mei 2013

Tetap Setia

Kesetiaan, mata uji yang hidup, yang mampu menjadi penakar kekuatan cinta seseorang akan suatu hal, dalam status apapun.
=======================================================================
Albert, lelaki 42 tahun. Ia menikah dengan Isha, wanita 40 tahun. Mereka menikah sudah selama 18 tahun. Suka duka telah mereka jalani bersama selama tahun - tahun itu. Sayang, hingga saat ini ia belum dikarunia keturunan, belum mendapat momongan.

Tak kurang-kurang, Isha meminta Albert untuk menikah lagi. Namun, selalu saja Albert menjawab, bahwa kebahagiaan keluarga tak hanya terletak pada ada dan tidaknya momongan. Ketentraman keluarga tak tergantung dari ada dan tidaknya cenger bayi yang menangis.  Benar, bahwa perkawinan pada kodratnya akan terarah pada melahirkan dan mendidik anak. “Namun bila Allah belum memberi apakah manusia akan melukai hati wanita kedua kali?” begitulah kata Albert. “Kesetiaan dalam suka dan duka, itulah yang terpenting, sayang…,” kata Albert seraya memeluk Isha.

Kesetiaan, kata yang mudah diucapkan, tapi dalam praktiknya tak mudah untuk dilaksanakan. Kesetiaan kata yang kadang harus di-lacur-kan, manakala kehidupan mulai berhadapan dengan kesulitan. Kesulitan itu bisa berarti kesulitan mendapatkan keturunan, “kemiskinan” pangkat  yang bisa mengakibatkan orang bisa ‘menjilat pantat’, nga-BN …ngasal Bapak Nyenang, “miskin hormat” yang mengakibatkan orang hilang harga diri….dan seterusnya.

“Sayang, Allah tetap setia pada kita. Dalam keadaan apapun diri kita, Ia tetap setia. Maka dalam kondisi apapun juga, aku akan tetap mencoba setia padamu…”

Andai hidup ini dipaparkan dalam area kesetiaan dan kemuliaan Yang Mahakuasa, pastilah nilai hidup itu akan terangkat lebih tinggi, apapun prestasi - karya dalam hidup itu.

Sekedar contoh: guru tak hanya sekedar membagi ilmu dengan mahasiswa dan muridnya, ia juga bisa belajar menghargai profesi dan karyanya, andai karya ke-guru-an itu dilapisi kesetiaan. Dokter, tak hanya sekedar berhubungan dengan cek-recek kesehatan, namun ia juga bisa merambah sisi kemanusiaan, sapaan yang ‘menghidupkan’, hospitalitas yang menyeluruh yang mencakup sisi manusiawi, andai pelapis semua karya kesehatan itu adalah kesetiaan. Polisi tak hanya sekedar mengepolkan isi (memenuhkan isi - ‘materi’) hidup untuk diri dan institusi. Namun ia juga bisa memenuhkan panggilan hidup manusiawi, membantu memahamkan manusia - manusia yang suka melabrak aturan hingga manusia bisa segaris lurus antara apa yang dikatakan dan dikerjakan. Dan seterusmya…

Kesetiaan, mata uji yang hidup, yang mampu menjadi penakar kekuatan cinta seseorang akan suatu hal, dalam status apapun. Apakah anda sudah mencoba setia melewati hari ini?

Sumber: http://muda.kompasiana.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar