Pernahkah anda berbohong lalu menyesal? Jika pernah, apa yang lantas anda lakukan? Ehm... biar saya tebak. Mungkin anda melakukan salah satu hal berikut ini :
1. Mengakui bahwa anda berbohong, melakukan klarifikasi dan meminta maaf.
2. Diam saja. Dalam hati sudah sadar kalau bohong itu dosa dan berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi. Tak perlu minta maaf, yang penting sudah janji pada diri sendiri untuk tidak
bohong lagi.
3. Malu lah kalau ketahuan bohong. Maka terciptalah kebohongan-kebohongan lain untuk
menutupi kebohongan pertama itu. Jadinya bohong berantai. Orang lain mungkin tak tahu anda bohong, tapi dapatkah anda hidup tenang berada dalam kubangan kebohongan?
Sebuah kebohongan, pasti akan diikuti kebohongan-kebohongan yang lain.
Contohnya percakapan antara Si A dan Si B berikut ini di suatu pagi.
A : "Sarapan, yuk...!"
B : "Aku sudah sarapan di rumah tadi." (Padahal B belum sarapan, hanya karena dana di dompet
hanya cukup untuk ongkos pulang nanti, maka B menolak)
A : "Sarapan apa tadi?"
B : "Ehm, nasi goreng..!" "gelagapan" (Aduh, ini bohong yang kedua..!)
A : "Oh, ya? Siapa yang masak?"
B : "Beli di warung sebelah rumah, kok..." (Ini bohong ketiga. Padahal warung sebelah rumah kalau pagi jualannya nasi uduk)
A : "Ada ya, yang jualan nasi goreng pagi-pagi? Di tempatku kok nggak ada, ya?"
B : "Ada dong, kamunya aja yang belum nemu." (Emang ada, tapi bukan di sebelah rumahku. Ini bohong ke empat, ya?)
A : "Besok aku nitip beliin, yah?!"
B : "Oh boleh..." (Ciaaaa.....!!! Mau beli kemana, Non? Hmm, bohong kelima..!)
A : "Ya udah aku sarapan dulu, ya. Sebenarnya, tadi aku mau traktir kamu. Tapi ternyata kamu
sudah sarapan. Terasa sarapan sendiri, deh..."
B : "Owwhh.....!" (Tahu gini aku tadi nggak bohong. Rugi! Rugi! Rugi! Rejeki nggak jadi datang
gara-gara bohong). Jadi, mari awali hari dengan kejujuran. Capek, bohong tuh...!
Sumber : Nurul Hayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar