Apa alasan Anda menikah? Tidak sedikit pasangan naik pelaminan dengan
alasan tertentu yang sebenarnya kurang baik untuk masa depan hubungan.
Menurut para pakar pernikahan, ada lima alasan yang salah, namun paling
sering menjadi pilihan pasangan saat memutuskan menjadi suami-istri.
Simak kelima alasan tersebut, seperti dirangkum dari berbagai sumber:
1. Tertarik Hanya pada Fisik Pasangan
Menurut
Michele Weiner Davis, terapis asal Colorado dan penulis buku 'The
Sex-Starved Marriage' dan 'The Sex-Starved Wife', "Banyak orang yang
bingung antara cinta dengan daya tarik seksual dan ini dapat
mengakibatkan pernikahan berumur pendek."
Fisik seseorang jelas
akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Daya tarik seksual adalah
salah satu faktor yang dapat membuat pernikahan tetap bahagia. Namun
daya tarik seksual jelas bukan fondasi dari komunikasi yang kuat serta
pernikahan awet.
2. Agar Bisa Jauh dari Keluarga
Banyak
pria atau wanita single yang merasa 'terjebak' saat tinggal dengan
orangtuanya. Ketika seseorang datang untuk melamarnya, maka mereka pikir
inilah kesempatan untuk bisa tinggal jauh dari keluarga. Pada akhirnya
mereka pun tak terlalu peduli dengan pasangannya.
"Banyak cara
agar bisa tinggal berjauhan dengan keluarga. Membuat komitmen seumur
hidup dengan seseorang yang bukan pasangan idaman tentu bukan pilihan
terbaik," tambah Michele.
3. Usia
Takut
disebut sebagai 'perawan tua' atau adanya tekanan dari keluarga membuat
beberapa wanita ingin segera menikah tanpa mempedulikan siapa
pasangannya. Menikah karena faktor usia bukan alasan yang tepat.
Ketakutan karena tidak bisa menemukan pasangan bisa saja membuat
pernikahan berantakan karena belum siapnya mental seseorang.
4. Mengesampingkan Masalah
Jika
pasangan mudah marah dan Anda pun kerap kali kehilangan kendali, maka
ini merupakan tanda bahwa hubungan yang dijalin belum stabil dan
kemungkinan besar tak bisa berujung dengan pernikahan. Sayangnya, banyak
orang yang tak peduli akan perilaku kasar ketika masih berstatus
pacaran, dan hal itu akan membuat pernikahan berantakan.
"Mereka
melihat adanya perilaku yang bermasalah antara dirinya dan pasangan,
namun mereka berpikir perilaku tersebut bisa hilang ketika menikah
nantinya. Tapi semua itu salah," jelas Barbara Bartlein, penulis buku
'Why Did I Marry You Anyway? Overcoming the Myths that Hinder a Happy
Marriage'.
5. Sakit Hati
Sakit hati sering
kali menjadi alasan orang untuk menikah. Kehidupan percintaan yang
sebelumnya telah hancur, Anda pun segera mencari pengganti si dia. Agar
terlihat 'menang', lamaran dari kekasih baru (yang belum terlalu
dikenal) pun diterima. Balas dendam jelas bukan alasan yang tepat,
karena pernikahan bukanlah 'senjata' untuk mengalahkan sang mantan.
Sumber: wolipop.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar