Kram perut kerap dialami sebagian wanita menjelang dan memasuki
periode menstruasi. Namun, kondisi tersebut ternyata bisa disembuhkan
oleh hal yang tidak diduga sebelumnya, yaitu obat disfungsi ereksi.
Sebuah studi berskala kecil dari National Institute of Health
menemukan, obat disfungsi ereksi yang memiliki bahan aktif sildenafil
(Viagra) dapat membantu meringankan gejala kram perut sedang hingga
berat yang berkaitan dengan menstruasi.
Para penelti menemukan, dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan
plasebo, obat dari Viagra dapat bekerja efektif menghilangkan kram
hingga dua kalinya.
Studi melibatkan 25 peserta wanita dengan rentang usia 18 hingga 35 yang menderita dismenore primer,
istilah medis untuk nyeri menstruasi. Kondisi tersebut bahkan
menyebabkan 600 juta jam kerja terbuang percuma di Amerika Serikat
setiap tahunnya karena karyawan wanita harus mengalaminya.
Selama ini, pengobatan nyeri menstruasi umumnya menggunakan
obat-obatan pereda nyeri seperti ibuprofen dan obat anti-inflamasi
non-steroid lain. Sayangnya obat-obatan tersebut tidak berfungsi dengan
baik bagi setiap wanita dan berpotensi menyebabkan ulkus dan kerusakan
ginjal dalam penggunaan jangka panjang.
Sementara itu, menurut studi yang dipublikasi dalam jurnal Human Reproduction
ini, Viagra memiliki efek memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan
aliran darah pada uterus sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
"Peningkatan aliran darah pada area tersebut akan meningkatkan
pasokan oksigen padanya, sehingga masuk akal jika dikatakan dapat
mengobati nyeri menstruasi," ujar Jill Rabin, dokter spesialis kebidanan
di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York, yang
tidak terlibat dalam penelitian.
Para peneliti studi mengatakan, sildenafil bahkan tidak memiliki efek samping selama dimanfaatkan dengan penggunaan oral.
Kendati demikian, mereka belum mengetahui secara pasti mekanisme
pasti sildenafil dapat meringankan nyeri menstruasi. Pasalnya, pada dua
perlakuan, baik dengan plasebo maupun obat sildenafil sama-sama terjadi
peningkatan aliran darah pada darah uterus sehingga hal ini tidak
sejalan dengan teori sebelumnya.
Penulis studi Richard Legro dari Penn State mengatakan, dibutuhkan
penelitian lanjutan untuk membuktikan hal ini. "Jika terbukti benar,
mungkin di masa depan Viagra juga dapat dijadikan alternatif pengobatan
nyeri menstruasi," pungkasnya.
Sumber: health.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar