Sudah 68
tahun Indonesia merdeka.Tetapi banyak kisah sedih dan kisah bahagia
dari beberapa orang teman saya.Dimulai dari cerita dua orang teman saya
yang mungkin sudah dibilang merdeka secara ekonomi.Dara,teman sebangku
di kelas 3 SMA adalah Sarjana Akuntansi lulusan sebuah universitas
swasta yang cukup terkenal.Dara bekerja sebagai Akuntan di sebuah bank
milik pemerintah.Di usianya yang baru 35 tahun,Dara sudah menjabat
sebagai manajer keuangan.Dara juga sudah mampu membuat sebuah rumah yang
juga dijadikan tempat kos.Rumah berlantai 4 yang terletak di bilangan
Jl Tosari Jakarta Pusat tersebut mempunyai 30 buah kamar kos.Biaya kos
bervariasi antara 1 juta sampai 3 juta perbulan.Dara mempunyai seorang
suami,dua orang anak,satu orang adik yang masih kuliah dan seorang
ibu.Ayah Dara sudah meninggal.Suaminya juga bekerja sebgai manajer
marketing di salah satu perusahaan jasa penjualan rumah dan
apartemen.Kehidupan Dara sudah bisa dikatakan mapan.Teman saya yang satu
lagi yang ternyata bekerja di di bank yang sama dengan Dara.Sebut saja
namanya Kania.Kania dan saya adalah teman kuliah di Fakultas
Hukum.Setelah lulus dari Fakultas Hukum,Kania meneruskan kuliahnya ke
jenjang Magister Kenotariatan Universitas Indonesia.Setelah lulus,Kania
tidak bekerja sebagai notaris.Kania memilih bekerja sebagai legal Staf
di Bank pemerintah.Sekarang di usianya yang 35 tahun ,Kania sudah
menjabat sebagai Legal Manajer di bank tersebut.Suami Kania adalah
seorang hakim.Karena hakim tugasnya berpindah-pindah,Kania dan dua orang
anknya memilih tinggal di Jakarta.Suami Kania terakhir bertugas sebagai
Hakim di Aceh.Kania sudah bisa membangun sebuah rumah 2 lantai dengan 6
buah kamar kos di daerah Jalan Mampang Prapatan,Jakarta.Di Medan,kania
juga memiliki 15 buah rumah kontrakan.5 diantaranya terletak di dekat
sebuah kampus swasta terbesar di Medan.Kedua orang teman saya tersebut
sudah bisa dikatakan merdeka secara ekonomi.
Sedangkan
kisah sedih datang dari sahabat saya,Maya.Maya putus kuliah di semester
3 dari sebuah fakultas psikologi.Di usianya yang sudah menginjak 39
tahun,Maya masih tinggal bersama kedua orangtuanya.Maya hanya bekerja
sebagai petugas sensus.Sensus yang hanya dilaksanakan 3 tahu sekali.Sehari-hari
Maya masih menganggur.Maya menderita rabun jauh.Kacamata yang digunakan
Maya sudah sangat tebal.Berbagai kesulitan hidup sudah pernah dialami
oleh Maya.Maya boleh dikatakan belum merdeka secara ekonomi.
Di
kampus tempat saya mengajar,juga banyak mahasiswa yang mengalami
kesulitan ekonomi.Mereka memilih kuliah di kampus tempat saya mengajar
karena kampus tidak mengenakan uang gedung dan uang ujian.Biaya kuliah
di kampus saya hanya 2 juta rupiah satu semesternya.tidak ada biaya
lain-lainnya.Banyak mahasiswa dari golongan ekonomi lemah yang kuliah di
sana.Mahasiswa memilih kuliah di kampus saya karena orangtuanya tidak
sanggup membayar uang kuliah di PTS besar atau bahkan di PTN.
Para
mahasiswa saya mungkin masih beruntung bisa merasakan kuliah.Masih
banyak di luar sana ratusan ribu lulusan SMA yang tidak bisa
kuliah.Mereka belum bisa merasakan kemerdekaan untuk sekolah.Jangankan
membayar uang kuliah,untuk makan pun kadang kesulitan.Betapa mirisnya
melihat kenyataan tersebut.Entah sampai kapan mereka yang tidak sekolah
dan tidak bisa kuliah bisa merasakan kemerdekaan .Semoga suatu hari
pendidikan murah bisa menjadi kenyataan karena pendidikan diperlukan
untuk masa depan.
Sumber: http://lifestyle.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar