Sirik dengan kehidupan orang lain tentu membuat hati dan pikiran kita capek. Memang susah rasanya, sekali waktu dalam hidup kita untuk tidak sirik sama orang lain, apalagi kalau orang itu tampak punya segala-galanya yang kita ga punya, atau berhasil dapetin sesuatu yang juga kita incar. Waduh, rasa iri memang susah untuk ditahan, soalnya it’s very human.
Saya
pikir tidak terlalu masalah dengan siriknya karena yang penting adalah
bagaimana respon kita terhadap sirik yang kita rasakan dalam diri kita
itu. Tak selamanya sirik itu tanda tak mampu. Buat saya justru sirik itu
adalah tanda dan isyarat kehidupan bahwa kita mampu jika kita mau dan
mencukupkan usaha serta doa.
Rasa
sirik atau iri yang timbul didalam diri itu tidak selamanya tidak
berdasar. Terkadang malah justru dasarnya amat kuat. Sekali waktu dalam
kehidupan, saya pernah sirik dengan orang-orang yang tampil dalam sebuah
acara kuis di sebuah stasiun televisi. Wah enak ya mereka bisa ditonton
banyak orang dan dapet banyak hadiah pula. Saya sirik kepada mereka
karena saya merasa mampu. Dan terbukti saya bisa ikut dan berhasil
memenangkan kuis tersebut selama empatkali berturut-turut.
Dimasa
saya bekerja dahulu saya juga pernah sirik dengan produk milik mantan
bos yang laku keras dan cukup diterima dipasaran. Sehingga mendorong dan
memotivasi saya menciptakan produk yang juga bisa seperti itu. Dan 2
tahun kemudian hal itu terwujud.
Dimasa
kecil dan remaja dulu saya juga pernah sirik dengan seorang teman yang
jago bermain sepak bola. Yang selalu dibutuhkan dan menjadi pusat
perhatian apabila ada turnamen dan kejuaraan di kampung kami. Dengan
berlatih keras ternyata saya juga bisa menemani dia menjadi pusat
perhatian dikampung kami.
Ada
juga seorang ibu yang sirik melihat ibu lainnya tetap langsing setelah
melahirkan lalu dia melakukan diet khusus dan berbagai upaya agar
dirinya tetap langsung eh…langsing atau minimal tidak terlalu gemuk…eh
ternyata dia juga bisa!
That’s what sirik can do…hehehe!
Sirik
atau iri memang merupakan kotoran dan penyakit hati yang harus
diminimalisir. Kotoran akan tetap menjadi kotoran apabila tidak diolah.
Namun kotoran akan jadi pupuk menyuburkan apabila kita pintar
mengolahnya. Yang terpenting bukan apa yang sudah terjadi tapi bagaimana
kita merespon suatu kejadian.
So sirik buat saya adalah tanda bahwa kita juga mampu melakukan bahkan mungkin lebih baik dari apa yang sudah dilakukan orang lain asal kita mencukupkan upaya dan doa kita.
Terima kasih__salam bijak palsu!
Sumber: http://muda.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar