Jumat, 14 Juni 2013

Perlukah Test Keperawanan Sebelum Menikah?

Ilustrasi/Admin (Shutterstock)
Masih ingat Aceng Fikri mantan Gubernur Garut? Kalau tidak salah dia menceraikan istrinya setelah menikahi selama 4 hari. Alasan diceraikan Fanny Octora diduga Aceng sudah tidak perawan lagi. Ane juga teringat dulu ada penyanyi terkenal Almarhum Farid Hardja yang menceraikan istrinya setelah 2 hari menikah dengan alasan istrinya tidak perawan lagi.

Dan pertanyaannya, Begitu pentingkah nilai keperawanan bagi seorang wanita?

Jawaban beragam akan tentu didapat bila ditanyakan kepada seratus orang pria. Mungkin bagi pria yang benar-benar masih perjaka cukup manusiawi kalau menginginkan calon istrinya masih perawan. Yang mungkin agak kontroversi adalah seseorang seperti Aceng Fikri yang sudah mempunyai 3 orang istri masih menuntut keperawanan dari calon istri keempatnya.

Tulisan ini ane tulis karena barusan baca berita di kompas.com ada berita bahwa Pekan lalu ratusan perempuan di India diyakini telah dipaksa untuk melakukan tes keperawanan dan kehamilan menjelang sebuah upacara pernikahan massal. Sejumlah saksi mengatakan, sekitar 450 perempuan harus menjalani tes keperawanan di distrik Betul yang diselenggarakan oleh pemerintah Madhya Pradesh India.

Upacara perkawinan massal tersebut memang dibiayai pemerintah untuk menolong wanita miskin di India karena untuk beberapa adat disana kaum wanita diharuskan menyiapkan mas kawin bagi pria. Jadi untuk wanita miskin akan sulit mendapatkan jodohnya.

Laporan dari media Times of India pekan lalu, para perempuan itu dipaksa untuk melakukan tes yang diduga atas perintah pemerintah karena dicurigai peserta nikah massal ada yang sudah hamil dan ada yang hanya mengincar hadiah perkawinan saja.

Tapi memang test yang dilakukan tersebut menuai kontroversi di kalangan pemerintah India.

Lain ladang lain belalang, kalau di India bisa terjadi seperti itu tetapi kalau di Indonesia tentu hal seperti itu tidak akan terjadi. Tidak terbayangkan terjadi di lingkungan kita ada test semacam itu.

Kontroversi Keperawanan kelihatannya sampai beberapa waktu kedepan akan selalu dan tetap menjadi sesuatu yang tidak dapat dibenarkan atau disalahkan karena bersifat prinsip pribadi. Sebagian besar pria memang memandang Keperawanan wanita sebagai hal yang penting tapi sebagian lagi tidak.

Yang pasti bagi kaum muda khususnya remaja wanita, tidak ada salahnya untuk menjaga baik-baik dirinya dan menjunjung tinggi hal tersebut. Bagaimanapun juga Keperawanan bisa dikatakan sebagai simbol moral yang tinggi bagi seorang wanita.

Sumber:  http://muda.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar