Minggu, 14 April 2013

Sebuah Renungan

Sadar atau tidak, sering kali kita menempatkan diri pada posisi sebagai orang yang harus dimengerti,dipahami, serta dihargai oleh anggota keluarga ,sahabat,teman dan orang orang sekitar kita. Kita tidak hanya sekedar meminta atau berharap,tapi menghendaki dan tidak jarang menuntut untuk dipahami.

Bila harapan tersebut tidak terpenhi,maka kita akan sangat kecewa dan mulai memberikan penilaian penilaian negatif kepada mereka.

Mengapa demikian? Mungkin kita merasa diri orang penting,yang harus diprioritaskan ,dipahami ,dimengerti dan dihargai.

Pernahkah terpikirkan mengapa bukan kita yang mencoba memahami anggota keluarga ,sahabat, teman dan orang orang sekitar kita?Ask your heart,because the answer is in your heart.

Mari kita tanya hati kita masing masing, karena disana ada jawabannya.

Hidup memang penuh dengan penilaian penilaian. Boleh boleh saja kita menilai orang lain. Tetapi alangkah bijaknya bila, sebelum kita menilai orang lain,mulailah dengan diri kita terlebih dulu. Dan bila kita jujur pada diri sendiri,maka disana kita akan menemukan,bahwa masih banyak kekurangan kekurangan yang terdapat didalam diri kita. Baik dalam cara berpikir,bertutur kata dan perilaku kita dalam kehidupan se hari hari.

Dengan demikian, setahap demi setahap, kita akan semakin memahami arti dari kearifan hidup. Bahwa hidup tidak dapat dinilai dengan hitam dan putih. Bahwa kita bukanlah hakim yang berhak memberikan vonis kepada orang lain .

Semakin kita memahami makna kearifan hidup, semakin kita mengetahui ,bahwa teramat banyak misteri misteri kehidupan yang belum kita pahami.

Hidup ini adalah sebuah universitas yang multidimensional. Dimana kita bisa belajar apa saja,dimana saja dan kapan saja,bila kita mau. Bahkan dari setiap kejadian kecil,yang kelihatan sepele ,kita bisa memetik pesan pesan moral, yang dapat membawa perubahan besar dalam hidup kita.

Belajar di bangku sekolah,akan memberikan kita ilmu pengetahuan,tetapi belajar di universitas kehidupan akan menghadirkan kearifan hidup.

Semoga renungan singkat ini bermanfaat untuk dibaca.

Saya postingkan artitel sederhana ini, jauh dari bermaksud menggurui,tetapi sekedar berbagi kepada teman teman semuanya. Semoga berkenan.

Sumber :  http://fiksi.kompasiana.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar